Kamis, 11 Oktober 2012

Kopi Aroma


Kopi Aroma
Asap dari mesin roaster buatan tahun 1936 semakin tebal ketika tutup mesin penyangrai mesin itu dibuka dan aroma kopi cukup menyengat. Beberapa pekerja saling bahu membahu mengeluarkan kopi, kemudian mereka meratakannya dan kembali mengisi biji kopi yang akan disangrai.
Diantara para pekerja itu terdapat Widya Pratama, pemilik toko Kopi Aroma, Jalan Banceuy No 51 Bandung yang sudah terkenal di Indonesia bahkan dunia. Penampilan beliau tak jauh beda dengan pegawai lainnya. Ia mengenakan seragam berwarna coklat tua, seragam yang juga dikenakan oleh pegawai lainnya.
Kopi Aroma didirikan tahun 1930 oleh sang ayah, Tan Houw Sian. Sang ayah memiliki Widya ketika berumur 53 tahun. Rentang umur yang jauh membuat mereka tak sering bicara. Pada tahun 1971, sepeninggalan Tan, Widya yang sebagai  anak tunggal merupakan penerus usaha Kopi Aroma.
Pabrik ini memproduksi dua jenis kopi, yaitu kopi berbahan baku buah kopi Arabika dan Robusta berkualitas yang dipetik dalam keadaan sudah matang. Buah kopi Arabika berasal dari Aceh, Medan, Toraja, dan Jawa. Sedangkan buah kopi Robusta berasal dari Bangkulu, Lampung, dan Jawa Tengah.
Pengolahan kopi dilakukan dengan cara konvensional tanpa memasukkan unsur kimia sedikitpun demi menjaga kualitas olahan kopi. Awalnya, buah kopi yang baru datang dijemur selama tujuh jam untuk mengurangi kadar air. Kemudian dimasukkan ke dalam karung goni untuk disimpan di dalam sebuah gedung yang berada di bagian belakang pabrik dalam jangka waktu tertentu. Biji kopi Arabika memiliki tingkat keasaman lebih tinggi disimpan selama delapan tahun. Sementara biji kopi Robusta disimpan selama lima tahun. Proses penyimpanan tersebut bertujuan untuk mengurangi kandungan asam dan kadar kafein.
Setelah proses penyimpanan mencapai waktunya, biji kopi disangrai selama beberapa jam dalam mesin roaster. “Makin lama kopi didiamkan makin berkurang kadar kafein dan kandungan asamnya. Makanya Kopi Aroma aman diminum sebelum makan dan dapat dikonsumsi anak kecil usia satu tahun keatas,” tutur Widya.
Widya mempertahankan penyangraian secara konvensional dengan menggunakan limbah kayu bakar karet. Padahal bila menggunakan gas akan lebih efisien. Ia beralasan semua dilakukan untuk menjaga kualitas kopinya. “Kalau proses pembuatannya harus seperti itu, ya harus begitu, jangan yang dicari hanya uang. Kalau orang membayar untuk membeli sesuatu, orang yang membayar itu harus memperoleh nilai guna,” ungkapnya.
Pembakaran biji kopi dilakukan selama dua jam. Beda halnya dengan proses modern yang hanya memakan waktu dua menit. Inilah salah satu yang membedakan kualitas Kopi Aroma dengan kopi dipasaran termasuk kopi terkenal. Dengan proses penggarangan yang lebih lama tidak akan mematikan sel-sel dalam kopi sehingga kealamiannya tetap terjaga.
Selain penggarangan, biji kopi didinginkan dalam loyang besar berukuran 2×1,5 meter sambil dibolak-balik. Ketika sudah dingin biji kopi dimasukkan ke dalam mesin quality control untuk memisahkan biji dari ampas dan biji kopi yang kurang bagus. Setelah terpilah, dilakukan proses penggilingan biji kopi menjadi bubuk kopi yang siap dikemas dan langsung dijual kepada konsumen di lokasi toko bagian depan pabrik Kopi Aroma.
Bagi warga Bandung yang akan membeli Kopi Aroma, ia sarankan untuk membeli kopi kemasan kecil (0,25 gram) agar konsumen mendapat kopi yang selalu segar bahkan masih hangat karena baru diangkat dari penggilingan. Sedangkan bagi warga luar Bandung, bisa membeli kopi dalam jumlah kopi dengan catatan menyimpannya dalam keadaan tertutup. Kopi aroma dijual pada pukul 08.00 – 15.00 WIB setiap hari kecuali tanggal merah.
Widya memberikan sedikit tips untuk menyajikan kopi. Sajikan kopi dalam cangkir bukan gelas untuk mempertahankan suhu panas kopi. Jangan lupa juga, untuk mempercepat kelarutan kopi sebaiknya gunakan air mendidih. Jika dalam cangkir tertinggal ampas kopi, masih bisa dilarutkan dengan air dingin lalu simpan di lemari es untuk mendapatkan segarnya es kopi. Kopi yang sudah dibuka kemasannya sebaiknya langsung disimpan ditempat yang rapat agar kualitas kopi tetap terjaga.
“Berbicara tentang kopi takkan ada habis-habisnya. Kopi itu punya banyak manfaat, selain bisa untuk lulur, kulit mentah kopi kopi bisa digunakan sebagai makanan ikan, sedangkan kulit kerasnya bisa dijadikan pupuk kandang,” katanya menuturkan.

Dikutip dari :
1.      Majalah Sharing dengan perubahan seperlunya.
2.      http://hanggaryudha.wordpress.com/2012/10/09/tugas-contoh-tulisan-ilmiah-populer/        12/10/2012         01.00pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar