Jakarta -
Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjelaskan realisasi penyerapan belanja
negara tidak mencapai target di 2012. Hingga akhir tahun, realisasi penyerapan
belanja negara hanya 95,6%.
Agus Marto menjelaskan batalnya kenaikan BBM bersubsidi menjadi salah satu pemicu tidak tercapainya penyerapan anggaran hingga 100% di 2012.
"Ada Rp 30 triliun kita siapkan dana kompensasi kalau BBM dinaikkan supaya kita bisa memperhatikan rakyat dan transportasi, tapi harga BBM bersubsidi tidak naik, anggaran tidak digunakan. Itu menjadi penyebab realisasi belanja negara dibawah anggaran," tutur Agus Marto di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Selain itu, Agus Marto menyebut realisasi penerimaan negara juga tidak mencapai target hingga tutup buku 2012 atau hanya sekitar 97,5%.
"Penerimaan negara, itu 2,5% lebih rendah dari yang dianggarkan," ujarnya.
Dengan realisasi demikian, Agus Marto mengatakan defisit anggaran hingga akhir 2012 cukup memuaskan karena masih di bawah asumsi yang ditetapkan.
"Defisitnya masih rendah yaitu yang kita anggarkan 2,23% realisasinya 1,89%. Dan ini antara lain karena ada pos anggaran yang kita gunakan untuk antisipasi resiko tidak kita gunakan," tambahnya.
Sementara itu, untuk anggaran belanja kementerian/lembaga secara lengkap akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Itu angka-angkanya kalau sudah final kita akan publikasikan," pungkasnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2011, realisasi belanja negara mencapai Rp. 1.289,6 triliun atau 97,6% dari pagu APBN-P 2011 sebesar Rp.1.320,8 triliun. Jumlah tersebut naik Rp. 247,6 triliun atau 23,8% dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 1.042,0 triliun.
Agus Marto menjelaskan batalnya kenaikan BBM bersubsidi menjadi salah satu pemicu tidak tercapainya penyerapan anggaran hingga 100% di 2012.
"Ada Rp 30 triliun kita siapkan dana kompensasi kalau BBM dinaikkan supaya kita bisa memperhatikan rakyat dan transportasi, tapi harga BBM bersubsidi tidak naik, anggaran tidak digunakan. Itu menjadi penyebab realisasi belanja negara dibawah anggaran," tutur Agus Marto di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Selain itu, Agus Marto menyebut realisasi penerimaan negara juga tidak mencapai target hingga tutup buku 2012 atau hanya sekitar 97,5%.
"Penerimaan negara, itu 2,5% lebih rendah dari yang dianggarkan," ujarnya.
Dengan realisasi demikian, Agus Marto mengatakan defisit anggaran hingga akhir 2012 cukup memuaskan karena masih di bawah asumsi yang ditetapkan.
"Defisitnya masih rendah yaitu yang kita anggarkan 2,23% realisasinya 1,89%. Dan ini antara lain karena ada pos anggaran yang kita gunakan untuk antisipasi resiko tidak kita gunakan," tambahnya.
Sementara itu, untuk anggaran belanja kementerian/lembaga secara lengkap akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Itu angka-angkanya kalau sudah final kita akan publikasikan," pungkasnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2011, realisasi belanja negara mencapai Rp. 1.289,6 triliun atau 97,6% dari pagu APBN-P 2011 sebesar Rp.1.320,8 triliun. Jumlah tersebut naik Rp. 247,6 triliun atau 23,8% dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp. 1.042,0 triliun.
Analisis :
Tidak tercapainya realisasi penyerapan belanja Negara baiknya
harus menjadi perhatian pemerintah, walaupun selisih nilai yang ditargetkan
tidak besar tapi tentunya ini berefek besar terhadap masyarakat. Dan ini harus
jadi pertimbangan untuk tahun selanjutnya agar penyerapan belanja Negara bisa
di maksimalkan lagi.
Sumber :
http://finance.detik.com/read/2013/01/02/142126/2131241/4/bbm-batal-naik-tahun-2012-penyerapan-belanja-negara-melempem? 03.00pm 02/01/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar